Hate Or Love (Part 3)

Posted: 16 Februari 2014 in FF BUMSSO
Tag:

cats

Part 3

Derap langkah seorang pria muda yang terlihat tergesa – gesa memasuki sebuah gedung yang sangat besar. Kaca mata hitam yang bertengger di matanya benar – benar menambah kharismanya apalagi dengan setelan celana hitam dan kemeja putih yang menempel pada tubuhnya. Ditambah lagi dengan jas yang di pegangnya di tangan.

Pria ini benar – benar mampu membius semua mata yang saat ini melihatnya, bagaimana bisa tidak terpana jika kita melihat seorang pria tampan sedang berjalan di hadapan kita dan orang itu adalah anak dari seorang pemilik beberapa perusahaan besar di Seoul ini.

Yah… kim bum benar – benar mampu menghipnotis semua karyawannya yang ada di dalam gedung itu. Sejak pria itu masih berada di arena luar gedung ini sampai sekarang masuk kedalamnya. Semua karyawan menyapanya, hingga bibirnya benar  – benar kering gara – gara terus tersenyum.

“kemana saja kau? Kenapa baru sekarang datang ke kantor?”

Kim bum mengurungkan niatnya untuk membuka pintu ruangan kerjanya, ditatapnya seseorang yang dengan beraninya menyapa seorang kim bum dengan tidak sopan seperti saat ini. mau cari mati dia. Tapi tentu saja kim bum tidak akan berani melakukan apapun pada orang itu. Walau kim bum sedikit kesal dengan ketidak sopanan yang ditunjukkan oleh sekertarisnya ini.

“hotel ini tidak akan jatuh bangkrut gara – gara aku tidak ada kan! apa kau lupa masih ada orang yang jauh lebih baik selain aku.” Jawab kim bum sambil mengedipkan sebelah matanya pada orang yang tadi menghentikan apa yang akan dilakukannya.

“yah.. kau benar. Dan orang itu sudah datang, tapi tunggu dulu bukankah itu….” kalimat menggantung yang dilontarkan oleh orang yang sedang berbicara dengan kim bum tadi juga membuat kim bum heran. Apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang orang itu lihat. Yang saat ini datang kim woo bin kan, kakak kim bum. lalu kenapa sekertarisnya ini terkejut.

Kim bum membalikkan tubuhnya, dan pria itu kini tau apa yang membuat sekertarisnya ini sampai seterkejut itu. Ternyata perempuan itu yang datang. Tunggu dulu untuk apa dia datang kesini, untuk menunjukkan pada semua orang bahwa perempuan itu adalah bagian dari keluarga kim… tidak mungkin, sampai sejauh itu kah keberaniannya sekarang – pikir kim bum.

“sekertaris park, bisa kau ikut ke ruanganku. Ada sesuatu yang ingin aku beritahukan padamu.”

Woo bin sudah siap di dalam mobilnya, pria itu sedang menunggu so eun untuk berangkat ke hotel bersama. Yaa… hari ini woo bin akan membawa so eun ke kantor. Ada sedikit kebimbangan di hati woo bin saat ini kala dirinya memandang ponsel yang tengah di genggamannya. Terlihat jelas oleh matanya daftar kontak siapa yang saat ini tengah dipandanginya. Tentu saja itu kontak kim bum, woo bin tidak yakin akan memberitahu kim bum akan hal ini. dan sebelum woo bin sempat menekan tombol panggil, sudah terlebih dulu so eun mengetuk kaca mobilnya.

“masuklah.” Perintah woo bin, dan so eun pun langsung menurutinya. Gadis itu langsung duduk di kursi sebelah woo bin.

“kita berangkat sekarang.” Ucap woo bin lagi, dan langsung di balas anggukan oleh so eun. woo bin memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. Sepertinya memang lebih baik woo bin tidak memberitahukannya pada kim bum. sampai adiknya itu tau sendiri, dari mulut ayahnya atau mata kim bum sendiri yang akan melihatnya.

Lagi pula sudah beberapa hari ini juga kim bum tidak datang ke kantor, mungkin saja adiknya itu tidak akan datang lagi hari ini.

Woo bin menoleh kesamping, melihat adik tirinya yang terlihat tengah gugup. Pasti so eun benar – benar takut. Bukan takut karena suasana  dikantor nanti, tapi pasti pikirannya tertuju pada kim bum. woo bin yakin itu. Dan kembali fokus pada jalanan.

“kurasa hari ini dia tidak datang.”

So eun menolehkan kepalanya, melihat woo bin yang masih berkonsentrasi dengan menyetirnya. Apa benar yang barusan dikatakan woo bin, bahwa kim bum tidak akan datang. Akan jauh lebih mudah jika itu memang benar.

So eun menghela nafasnya dalam, melihat keluar. Jalanan yang sangat ramai. Rasanya so eun benar – benar ingin lompat dari dalam mobil ini dan lari sejauh – jauhnya, entah kemana saja yang penting pergi dari kehidupan yang saat ini dijalaninya. So eun benar – benar tertekan dengan keadaan seperti ini. so eun ingin bebas seperti dulu, ingin melanjutkan kuliahnya seperti semestinya. Hanya ingin belajar saja, tidak ingin bergabung dengan perusahaan yang memang tidak sepantasnya so eun bergabung di dalamnya.

“jangan berpikir macam – macam. aku dan kim bum juga pernah berada dalam posisi seperti dirimu.”

So eun tidak menghiraukan kalimat yang keluar dari mulut woo bin barusan, entah dari mana kekuatan yang woo bin dapat hingga pria itu seakan – akan mengetahui semua pikiran so eun saat ini. tapi pantas saja, kim bum dan woo bin menjadi pria berhati dingin seperti sekarang. Tentu saja semua itu karena tekanan dari ayahnya. lebih menyedihkan memang di banding dengan nasip so eun.

~~~

“sudah sampai..” ucap woo bin, kala pria itu sudah memberhentikan mobilnya di depan sebuah hotel yang sangat besar. Woo bin membuka mobilnya begitu juga dengan so eun. seorang petugas hotel langsung membungkuk hormat pada woo bin, dan pria itu langsung mengambil kunci mobil  woo bin yang sebelumnya sudah di sodorkan oleh kakak tirinya itu. Pria itu langsung membawa pergi mobil woo bin, mungkin untuk diparkirkan di tempat semestinya dan, Sepertinya pria itu memang sudah biasa melakukan hal itu.

“ayo kita masuk.” Ajak woo bin, dan berjalan mendahului so eun untuk memasuki gedung hotel tersebut.

So eun hanya bisa mengekori langkah woo bin dari belakang, tidak mau berjalan sejajar dengan woo bin karena so eun takut jika orang beranggapan yang tidak – tidak tentang so eun. bukankah semua pegawai di tempat ini belum tau siapa so eun sebenarnya.

Semua orang membungkuk hormat pada woo bin, pasti semua karyawan takut pada woo bin pikir so eun. memang sudah wajar jika para karyawan bersikap hormat pada atasannya. So eun semakin kagum dengan kebesaran perusahaan ayah tirinya ini. kantor cabangnya saja sebesar ini apalagi kantor pusatnya.

So eun benar – benar canggung, takut juga sebenarnya. Takut jika tiba – tiba ada kim bum. so eun masih belum siap jika harus bertemu dengan pria itu, setidaknya tunggu sampai jae wook sendiri yang mengatakannya. Tapi doa dan harapan  so eun ternyata tidak di kabulkan oleh tuhan, pria yang sedang sangat dihindarinya itu tengah berdiri didepannya, walaupun memunggunginya tapi so eun tau jika pria itu adalah kim bum – tidak salah lagi.

Kini woo bin dan so eun pun sudah berhadapan dengan kim bum dan juga sekertaris Park. Woo bin sempat melihat ke arah adiknya, yang terlihat sedikit terkejut dengan kehadirannya yang membawa serta so eun bersamanya. Tapi woo bin tidak ingin ambil pusing dengan hal itu. Jika kim bum penasaran, nanti juga adiknya itu akan bertanya padanya, jadi woo bin tidak akan mengatakan apapun sekarang.

“sekertaris park, bisa kau ikut ke ruanganku. Ada sesuatu yang ingin aku beritahukan padamu.” Perintah woo bin, dan langsung pergi meninggalkan kim bum yang masih terheran – heran dengan apa yang sedang terjadi sekarang. so eun juga mengikuti woo bin dari belakang.

Kim bum heran dengan sikap kakaknya saat ini, kenapa kakaknya itu tidak mengatakan apa – apa padanya dan malah mengacuhkan kim bum begitu saja, sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa kakaknya itu harus membawa so eun kesini, siapa yang menyuruh kakaknya itu melakukannya. Akankah ayahnya yang menyuruh ini semua, tapi jika dilihat – lihat dari situasi memang hanya jae wook lah yang punya keberanian untuk menyuruh woo bin membawa so eun ke kantor.

“kak se young…” panggil kim bum ketika melihat sekertarisnya itu hendak pergi meninggalkanya, untuk mengikuti kakaknya ke ruang kerja woo bin tentunya.

“aku tau.. kendalikan emosimu, aku akan segera menemuimu nanti.” Sekertaris park tau jika kim bum ingin mendapatkan informasi selengkap – lengkapnya tentang pertanyaan – pertanyaan yang tentu  sedang memenuhi pikiran direkturnya itu.

Park se young adalah sekertaris kim bum dan juga woo bin, wanita itu sangat dekat dengan keduanya, mereka bertiga juga sudah berteman sejak dulu karena kedekatan orang tua mereka juga tentunya. Park se young seumuran dengan woo bin, maka dari itu kim bum memanggilnya kakak. Dan sepertinya kim bum pun sangat menghormati sekertarisnya itu.

“aku menunggumu di ruanganku.” Ucap kim bum dan dibalas lambaian tangan oleh se young. Wanita muda itu melenggang menuju kantor wakil presedir. Tentu saja se young harus cepat – cepat menemui woo bin, karena se young tidak mau jika pria itu menunggu terlalu lama dan membuatnya marah.

~~~

Woo bin duduk di tempat duduknya, pria itu langsung menyusun berkas – berkas laporan yang harus ditanda tanganinya hari ini. sedangkan so eun masih setia menunggu perintah selanjutnya dari woo bin. Tentu saja wanita itu tidak ingin melakukan apapun sebelum ada perintah dari kakak tirinya ini.

“duduklah dulu, biarkan aku memikirkan cara untuk memberikan pengertian pada bocah itu.” Suruh woo bin, dan sepertinya wanita itu sedari tadi hanya bisa menganggukan kepala jika woo bin memberikan perintah padanya.

Ketukan pintu ruangan woo bin terdengar jelas, dan woo bin tau bahwa itu pasti adalah park se young yang tak lain adalah sekertarisnya. Sedikit lama memang menunggu wanita itu untuk mengikuti woo bin menuju ruangannya. Padahal jarak ruangan woo bin dan kim bum tidak terlalu jauh. Dan tentu saja woo bin mengetahui kenapa wanita itu sampai begitu lama untuk mendatangi ruangannya.

“masuklah.” Perintah woo bin mempersilahkan se young untuk masuk.

Park se young memasuki ruangan kerja woo bin, dan melihat bahwa pria itu sedang asyik menandatangani berkas – berkas yang sedari tadi telah di siapkan oleh se young sebelum wakil presedirnya ini datang. Sedangkan wanita yang dikenal se young sebagai adik tiri woo bin itu duduk berseberangan dengan woo bin.

“tidak ada meeting untuk anda hari ini. hanya saja wakil presedir harus bertemu dengan klien jam 3 sore nanti.” Ucap se young sambil menyodorkan agenda kerja yang harus dilakukan oleh woo bin.

“aku sudah tau.” Jawab woo bin dingin, pria ini masih kaku saja seperti biasanya. Pikir se young.

“jika anda sudah tau, untuk apa lagi anda memanggil saya. Bukankah biasanya anda selalu tidak ingin diganggu jika sedang bekerja.” Ketus se young, wanita ini sebenarnya sudah teramat lelah dengan kelakuan woo bin dan juga kim bum. mereka selalu saja bersikap dingin dan ketus jika memerintahkan sesuatu. Hanya saja kim bum lebih bisa sedikit bersikap hangat pada se young berbeda dengan woo bin.

“mulai saat ini, kau hanya berfokus padaku. Kau tidak perlu lagi membantu kim bum mengerjakan tugasnya.”

“apa maksud anda wakil presedir, bagaimana kau bisa membiarkan direktur melakukan pekerjaannya sendirian. Bukankah biasanya saya ataupun anda yang akan membantunya.”

“mulai hari ini, kim so eun yang akan menggantikanmu menjadi sekertaris kim bum. dan kau hanya akan menjadi sekertarisku.”

“jadi…”

Sebelum se young melanjutkan kalimatnya, woo bin segera mendahuluinya. “antarkan so eun ke ruangan kim bum dan beri tahu dia bahwa mulai saat ini kau pindah ke ruanganku.”

“baiklah saya akan melakukannya, mari so eun ikut aku.” Ucap se young dengan lembut. Dan wanita itu membungkukkan badannya pada woo bin dan langsung keluar dari ruangan woo bin begitu pula dengan so eun. Tidak mungkin lagi se young membantah perintah woo bin, karena se young paham betul dengan karakter woo bin yang tidak ingin perintahnya itu di bantah oleh siapapun. Termasuk se young yang tak lain adalah temannya sendiri.

~~~

“aku park se young, sekertaris woo bin dan juga mantan sekertaris kim bum.” ucap se young ramah, sambil mengulurkan tangannya pada so eun. dan dibalas jabatan oleh so eun.

“aku kim so eun, senang bertemu dengan anda.” Jawab so eun

“tidak perlu seformal itu padaku, panggil saja namaku. Atau kau bisa memanggilku kakak. ku harap kau bisa sabar dengan apa yang akan terjadi nanti. Sepertinya kim bum tidak akan semudah itu menerimamu.”

“terimakasih… sepertinya ucapan kakak benar. Jadi apa yang harus kulakukan nanti?”

“aku tau kau bisa menghadapinya, kulihat kau wanita yang kuat. Tenang saja, kim bum tidak akan berbuat hal buruk padamu. Sebenarnya dia pria yang baik, hanya saja memang keadaan yang membuatnya seperti itu.”

So eun menghela nafas berat sambil menganggukan kepalanya, tanpa diberi taupun so eun juga sudah tau akan hal itu. Tapi tidak mungkin kim bum tidak melakukan hal buruk padanya, waktu itu saja kim bum hampir memperkosanya hanya karena so eun menegurnya. lalu bagaimana dengan sekarang.

Se young memasuki ruangan kerja kim bum tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, wanita itu sudah terbiasa melakukan hal itu jika memasuki ruangan kim bum karena memang mereka berdua memiliki satu ruangan yang hanya dibatasi oleh tembok kaca sebagai pembatas.

Kim bum pun juga tidak pernah keberatan jika se young yang melakukannya, karena memang kim bum paham bahwa wanita itu akan lebih repot jika harus mengetuk pintu dan meminta ijin pada kim bum dulu jika ingin memasuki ruangan mengingat betapa sulitnya dia mengurusi kegiatan woo bin dan juga kim bum sendiri. Belum lagi jika kim bum sedang tidak pergi ke kantor maka secara otomatis tugas kim bum, se young lah yang mengerjakannya.

“kak se young, jadi apa yang seb….” kim bum begitu antusias meluncurkan pertanyaannya kala dia mendengar sebuah pintu ruangannya terbuka, karena kim bum tau bahwa se young lah yang masuk ke dalam ruangannya. Tapi kim bum segera menghentikan niatnya kala matanya menatap sosok so eun yang juga masuk ke dalam ruangan ini.

“jangan berteriak atau marah terlebih dahulu, sebelum aku selesai mengatakannya.” Ucap se young yang kini berjalan mendekati meja kerja kim bum. Sedangkan kim bum hanya bisa diam sambil menatap tajam pada wanita yang benar – benar di bencinya itu – so eun.

“mulai hari ini, aku bukan lagi sekertarismu. Dan mulai saat ini juga kim so eun lah yang akan menjadi sekertarismu. Jadi kau harus benar – benar menyelesaikan semua pekerjaanmu sendiri tanpa melimpahkannya padaku.” Terang se young, dan berjalan meninggalkan kim bum untuk menuju ke meja kerjanya. Membereskan semua barang – barangnya tentunya. Se young melihat tatapan tajam yang diarahkan kim bum pada so eun saat ini. se young yakin kim bum benar – benar semakin membenci so eun sekarang.

Tentu saja se young tidak ingin membuat so eun semakin ketakutan dengan apa yang dilakukan kim bum ini.

“kim so eun, kemarilah. Sekarang meja ini milikmu dan bekerja lah dengat baik. Jika ada yang tidak kau ketahui kau bisa tanyakan padaku. Kau sudah tau kan tempatku dimana.”

“terimakasih kakak.” ucap so eun dan langsung berjalan menuju meja yang sebelumnya di tempati oleh se young itu. So eun tidak mempedulikan tatapan tajam kim bum yang benar – benar tidak lepas darinya. So eun benar – benar enggan untuk berdebat ataupun bertengkar dengan kim bum. lagi pula ini bukan kemauan so eun, jika kim bum ingin marah, silahkan saja marah pada ayahnya kenapa harus pada so eun.

“biar aku yang bicara pada woo bin, ku harap kau bisa sedikit bersabar.” Ucap se young yang sudah berada di samping kim bum. wanita ini benar – benar sudah sangat baik terhadap kim bum. selain sebagai sekertaris, se young juga sudah seperti kakak bagi kim bum.

Kim bum tidak mendengarkan apapun yang dikatakan se young saat ini. Dirinya hanya butuh sebuah penjelasan bukan pernyataan yang berbelit – belit. Bagaimana bisa kim so eun masuk kedalam perusahaan. Apa ayahnya sudah gila, bukankah dengan adanya woo bin dan kim bum saja sudah cukup. Kenapa harus ada wanita itu. Pikir kim bum.

Kim bum memperhatikan se young yang sedang berjalan keluar dari ruangannya. Haruskah kim bum menunggu informasi dari sekertarisnya itu, atau dia harus bertanya langsung pada kakaknya. Karena memang tidak mungkin jika kim bum bertanya langsung pada ayahnya, mengingat bahwa beberapa hari ini kim bum tidak pernah pulang ke rumah. Bisa di kubur hidup – hidup oleh sang ayah, kim bum nantinya.

~~~

“apa yang terjadi sebenarnya?”

Tidak terlihat tegar seperti biasanya, ternyata hari ini woo bin pun juga tampak resah. Sepeninggalnya so eun dan juga se young, woo bin.. pria yang biasanya terlalu acuh dengan masalah keluarganya, kini pria itu pun benar – benar di buat seperti orang yang kehilangan akal sehatnya. Sampai pria itu tidak menyadari bahwa se young sudah kembali ke ruangannya dan juga tengah menyapanya.

“tidak seharusnya kau menyimpan masalahmu sendiri seperti ini, kau anggap apa aku selama ini?” bentak sekertaris woo bin, yang merasa diacuhkan oleh atasannya itu.

“yaa… kim woo bin, apa kau tidak bisa mendengar kalau saat ini aku tengah berbicara padamu.” Teriak se young lagi, wanita itu benar – benar sudah hilang kesabaran dengan sikap dingin dan keacuhan dari kim woo bin.

Helaan nafas panjang dan teramat berat keluar dari mulut woo bin. Sepertinya pria itu memang benar – benar tidak tau harus berbuat apa sekarang. “apa yang harus aku lakukan sekarang?” setelah lama terdiam, akhirnya pria muda itu pun mengeluarkan suaranya juga.

“apa aku harus menjelaskan padanya, atau aku harus menyuruhnya mencari tau sendiri?”

Se young mendekati wakil presedirnya itu, se young tau bahwa saat ini woo bin pun juga sama kesalnya seperti kim bum. Pasti pria ini juga tidak mau jika ayahnya memberikan kekayaannya pada ibu dan juga adiknya tirinya. Karena selain ayahnya, woo bin dan kim bum pun juga sudah banyak membantu perkembangan bisnis perusahaan ayahnya ini.

“apa yang harus kulakukan sekarang se young-ah?” tanya woo bin dengan suara lirihnya.

Se young pun segera memeluk tubuh woo bin dari samping untuk sedikit menenangkan hati sahabat, bos sekaligus orang yang dicintainya itu.

“kau bisa bersandar padaku woo bin-ah, kau tidak sendirian. Masih ada aku dan bibi yi hyun dan juga kim bum.”

Se young benar – benar berharap, jika woo bin bisa menatapnya walau hanya sebentar saja. Setidaknya pria itu harus tau ketulusan hatinya yang sudah terlalu lama dipendamnya untuk sang sahabat. Apa woo bin tidak mengetahuinya. Apa woo bin benar – benar tidak menyadari persaan se young selama ini.

~~~

Di dalam ruangan kantornya, kim bum pun tidak bisa tenang. Pikiranya masih terus bertanya – tanya tentang kenapa bisa so eun masuk kedalam perusahaan. Apa ayahnya benar – benar ingin menguji kesabaran anak – anaknya.

Kim bum menatap wanita yang duduk tak jauh dari tempatnya. Walaupun terhalang oleh tembok kaca, tapi kim bum masih tetap bisa dengan jelas melihat apa yang sedang dilakukan oleh wanita tersebut.

“kau terlalu jauh bertindak kim so eun.” Batin kim bum, sambil terus menatap tajam ke arah so eun, yang terlihat serius melakukan pekerjaannya.

So eun memang gadis yang cerdas. Kim bum sendiri sudah tau jika so eun pasti akan benar – benar bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaanya. Itu sebabnya kim bum benar – benar kesal dengan keadaan seperti ini.

“sepertinya kau benar – benar menyukainya, ternyata apa yang kupikirkan selama ini tentangmu benar adanya.”

So eun menatap seseorang yang saat ini tengah berbicara padanya. Sudah bisa so eun ketahui jika orang itu adalah kim bum. Untuk saat ini, so eun masih enggan untuk menanggapi apapun yang akan keluar dari mulut saudara tirinya itu. Terlalu menyakitkan jika harus menanggapinya.

“kau dan ibumu benar – benar melakukannya dengan baik, kalian tidak tanggung – tanggung untuk menjalankan rencana busuk kalian ini. Aku benar – benar mengaggumi kelicikanmu ini nona kim..” cerca kim bum lagi, yang saat ini tengah berdiri didepan meja kerja so eun.

“tidak bisakah anda menjaga setiap ucapan yang keluar dari mulutmu itu direktur. Apa seperti ini cara kerja anda selama ini. Tidak seharusnya kau memperlakukan bawahan anda dengan kasar seperti sekarang.”

Kim bum tersenyum mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh so eun saat ini. “kau terlalu lancang untuk berbicara seperti ini sekarang. Apa kau tidak tau sekarang kau sedang berbicara dengan siapa?” kim bum mengeraskan suaranya, setidaknya pria ini ingin melihat sampai sejauh mana so eun bisa berani menghadapinya. Apa so eun lupa dengan kekuatan yang dimiliki kim bum untuk menghancurkannya.

“saya terlalu sibuk untuk mendengarkan perkataan anda yang tidak jelas ini tuan direktur. Jika anda tidak keberatan bisakah anda meninggalkan saya sekarang. Masih banyak pekerjaan yang harus saya pelajari saat ini.” Jawab so eun dengan suara yang tidak kalah lantangnya, walaupun sampai dengan saat ini so eun masih tetap tidak memandang mata kim bum.

“yaa… kim so eun…” teriak kim bum, sambil menarik lengan wanita yang ada didepannya itu dan membuat so eun beranjak dari tempat duduknya. So eun pun benar – benar dibuat tegang dengan sikap kasar kim bum yang keluar lagi. Seharusnya so eun mengingat betapa kim bum terlalu mudah terpancing emosinya seperti sekarang.

“jangan kau kira dengan kau berada disini kau bisa melawanku dengan kata – katamu yang kau nilai cukup bijak itu. Kau kira aku akan dengan mudahnya menerimamu disini, seharusnya kau masih ingat bahwa aku masih menyimpan dendam padamu. Aku benar – benar akan membuatmu hancur kim so eun…..” ancam kim bum, sambil menekan cengkramannya pada tangan so eun.

“lakukan saja… apapun yang kau inginkan lakukan saja, aku tidak akan pernah takut dengan ancamanmu itu. Aku tau kau hanya bisa berbicara saja.”

“kau benar – benar tidak takut… baiklah, aku semakin semangat melakukannya. Kau harus benar – benar mempersiapkan diri dan juga mentalmu untuk menghadapiku mulai sekarang.”

“kim so eun…”

Kim bum dan juga so eun pun segera mengalihkan pandangannya ke sumber suara yang berhasil membuat ketegangan diantara keduanya sedikit terganggu. Kim bum yang menyadari jika kakaknya lah yang saat ini tengah berdiri di depan pintu ruangan kerjannya dan yang pastinya telah memanggil so eun barusan, segera melepaskan cengkraman tangannya dari tangan so eun.

Woo bin segera menghampiri dua orang yang masih terlihat kaget akan kedatangannya itu. Woo bin segera memegang tangan so eun yang nampak memerah akibat ulah kim bum barusan. “sepertinya ini terasa sakit, segera berkemaslah kau ikut aku menemui klien sekarang.” Perintah woo bin, tanpa mempedulikan tatapan kesal dari kim bum yang ditujukan untuknya.

So eun pun menganggukan kepalanya, dan segera mengambil tasnya. Sesaat so eun pun memberanikan diri untuk menatap kim bum dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerjanya.

“kau harus menjelaskan semuanya padaku.” Teriak kim bum, ketika woo bin hendak berjalan melewatinya.

“jika kau ingin tau, pulanglah kerumah dan hadapi ayah.  Tidak seharusnya kau melarikan diri seperti ini. Apa kau lupa bahwa sekarang aku bukan tamengmu lagi, kita berjalan dengan kaki kita masing – masing.” Jawab woo bin, sambil melangkahkan kakinya dengan santai melewati kim bum.

“dan ada sesuatu yang ingin kuberitahukan padamu adikku. Jika kau benar – benar ingin menghancurkan hidup so eun bukan seperti ini caranya. Karena caramu ini akan membuatmu terluka nantinya. Kau harus ingat, bahwa sekarang aku akan melangkah maju untuknya. Apa kau tidak takut jika nantinya dia akan datang padaku.”

“bagaimana bisa kau menghianati adikmu sendiri seperti ini. Bukankah kau juga bertekad untuk menghancurkan hidup orang yang telah merampas kebahagiaan kita. Apa kau benar – benar sudah melupakan semua itu dengan mudahnya.”

“aku bahkan tidak pernah melupakan tekadku yang sudah kubangun selama ini. Hanya saja aku ingin merubah tekadku itu agar bisa berjalan dengan baik tanpa perlu adanya kekerasan sepertimu. Aku ingin bermain dengan tenang kim bum, seharusnya kau melakukan hal yang sama sepertiku.”

“argggghhhhh….”

so eun terduduk didalam rungan yang cukup besar, sambil menundukkan kepalanya. Telinganya masih bisa mendengar dengan jelas apa yang saat ini tengah dikatakan oleh ayah tirinya itu. Di sini didalam ruangan kerja ayah tirinya itu, so eun berada. Untung saat ini woo bin maupun kim bum tidak ada dirumah, jadi so eun tidak perlu takut akan kecurigaan mereka yang tentunya akan semakin menyudutkan so eun dan juga ibunya.

Ayah tirinya itu benar – benar memberikan tantangan untuknya, sebenarnya apa yang direncanakan oleh orang ini pikirnya.

“kuharap, kau tidak salah paham dengan maksud dan tujuanku yang memasukkan dirimu kedalam perusahaan.” Ada jedah di dalam kalimat pria itu, di susul dengan helaan nafas yang berat, “aku hanya ingin bersikap adil pada semuanya, dan juga aku berharap bahwa kim bum dan juga woo bin bisa menerima kau dan juga ibumu didalam keluarga ini.”

So eun terdiam, masih setia mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh ayahnya tirinya itu.

“aku melakukan ini semua, karena aku ingin membayar hutang – hutangku pada seseorang. Aku benar – benar merasa bersalah padanya.”

So eun masih tidak mengerti dengan kalimat yang keluar dari mulut pria paruh baya yang ada didepannya ini. Sebenarnya apa yang ingin orang ini sampaikan pada so eun.

“tidak bisakah paman, tidak melibatkanku dalam urusan yang tidak ada sangkut pautnya denganku. Seperti perusahaan contohnya. Kenapa paman harus memasukkanku kedalam perusahaan.”

“kau terlalu berani saat mengeluarkan kalimat tadi, kenapa sikap ini sama sepertinya. Kau benar  – benar membuatku semakin merasa bersalah dengan kalimatmu barusan.”

Apa lagi ini, dialog apa yang sebenarnya dilontarkan oleh orang ini. Terlalu bertele – tele, kenapa tidak langsung pada topik pembicaraan, kenapa harus berputar – putar. So eun tidak suka situasi seperti ini, bukannya so eun tidak menghormati orang yang lebih tua, tapi so eun memang tidak suka hal – hal seperti ini. Terlalu rumit menurut so eun.

“baiklah.. kurasa, saat ini masih belum tepat untukku mengatakan semuanya. Kuharap kau bisa membantu woo bin dan juga kim bum di perusahaan nanti.”

“paman… apa anda benar – benar tidak peduli lagi pada keadaan bibi yi hyun?” pertanyaan so eun ini benar – benar diluar batas, harusnya so eun tau jika pertanyaannya tidak seharusnya dikeluarkan, mau cari mati gadis ini.

“hemzz… pergilah” hanya kata itu yang bisa so eun dengar dari mulut jae wook, sepertinya pria ini tidak ingin memberi penjelasan pada so eun. Terbukti bukan jawaban yang keluar dari mulut jae wook melainkan perintah, yang menyuruh so eun untuk pergi dari ruangannya.

So eun harus menurutinya, sebelum jae wook berubah pikiran dan melakukan hal – hal yang tidak di inginkan. So eun pun juga tidak ingin bertindak lebih jauh lagi kan, tentu saja itu akan menimbulkan resiko.

Sebelum berangkat ke kantor So eun mematutkan dirinya di depan cermin, sudah hampir seminggu so eun bekerja di kantor. Dan seperti pagi ini sepertinya so eun pun sudah mulai terbiasa dengan rutinitas yang akan dia jalani selama seharian.

Saat ini so eun mengenakan baju terusan selutut tanpa lengan dengan warna putih tulang, polos tanpa motif. Dan tidak ketinggalan juga blazer warna coklat muda berlengan panjang yang menambah kesan cantik pada dirinya. So eun juga memakai riasan wajah yang tidak terlalu tebal, yang penting mukanya tetap terlihat cerah saja.

“kuharap kau bisa bertahan sayang..”

So eun enggan memalingkan wajahnya dari pandangannya terhadap pantulan bayangan dirinya dari kaca yang saat ini berada didepannya. Suara merdu seseorang yang memasuki kamarnya, tidak membuat so eun merespon suara tersebut.

“apapun yang terjadi kau harus mengambil apa yang menjadi milikmu sayang, ibu yakin kau bisa bertahan dan bisa mempertahankan apa yang telah pergi dari kita… sayang….” belaian lembut dari sang ibu, benar – benar membuat so eun semakin tidak habis pikir dengan jalan pikiran ibunya. Dengan seperti ini so eun benar – benar akan makin membenci ibunya.

So eun tidak menjawab kalimat yang baru saja tae hee lontarkan padanya, gadis ini terlalu enggan dengan apa yang menjadi ambisi ibunya. Sampai kapan ibunya akan seperti ini, apa ibunya ini salah paham dengan apa yang dilakukan oleh so eun. Tentu saja so eun tidak ingin mengikuti ambisi ibunya. Itu bukan keahlian so eun.

“aku harus berangkat bu… tidak bisakah ibu, tidak berkata seperti itu. Aku melakukan ini semua karena….”

“jangan melakukan hal – hal bodoh sayang… kesempatan tidak datang dua kali, apa kau tidak bisa memanfaatkan keadaan yang sangat menguntungkan seperti ini. Lebih baik kau cepat berangkat karena pak jung sudah menunggumu dari tadi.”

Tentu saja so eun tidak membantah apa yang dikatakan oleh ibunya barusan, memang lebih baik so eun segera berangkat dari pada mendengarkan perkataan ibunya yang benar – benar dianggapnya tidak penting.

~~~

Woo bin benar – benar disibukkan dengan beberapa proposal yang telah ditolak oleh beberapa kliennya, otaknya benar – benar dipaksa berputar lebih cepat dari pada sebelumnya, pria ini selalu melaksanakan tugasnya, dan menyusun semua proposalnya dengan baik, walaupun dia adalah seorang wakil direktur tapi tidak mengharuskan dirinya berpangku tangan.

Berkali – kali pria itu membolak – balikan lembar demi lembar file – file yang ada di depan mejanya. Hembusan nafas panjang berkali – kali keluar dari hidungnya, hingga sedari tadi pikirannya di buat kacau dengan file – file tersebut, dimana letak kesalahannya?

“harusnya kau meminta kim bum untuk membantumu, sampai kapan kau akan seperti ini. Tidak seharusnya kalian melangkah sendiri – sendiri seperti ini. Bukankah tujuan kalian sama, kenapa harus seperti ini.”

Woo bin menghempaskan tubuhnya disenderan kursinya, pria itu sedikit melonggarkan dasinya dan melepaskan kancing atas bajunya. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya, hanya helaan nafas saja yang keluar dari mulut pria itu sebagai respon dari kalimat yang telah di lontarkan oleh sekertarisnya.

“maafkan aku… bukan maksudku untuk bersikap lancang padamu. Tapi aku benar – benar tidak ingin melihatmu seperti ini. Tidak bisakah kau mengikuti saranku, sampai kapan kau akan bermusuhan dengan adikmu sendiri, bukankah kalian saling menyayangi…”

Se young benar – benar tidak tau harus bersikap bagaimana lagi untuk membuat kedua teman kecilnya ini bersatu lagi, bagaimana seorang kakak beradik bisa bertengkar dan jelas – jelas penyebab itu semua hanyalah seorang wanita, wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah saudari tirinya, sangat menyedihkan.

“apa yang harus kulakukan, aku benar – benar tidak bisa melepaskannya?” woo bin pun membuka suaranya, akhirnya pria ini angkat suara juga.

“tidak bisakah kau memandangku walau hanya sedikit saja, apa artinya kehadiranku selama ini woo bin-ah?” pertanyaan se young ini, mampu membuat hati woo bin sedikit tergerak. Setidaknya woo bin harus mengasihani se young kan, bukankah wanita ini selalu ada disisi woo bin dan juga kim bum selama ini.

Woo bin menarik lengan se young untuk mendekat padanya, pria itu menatap mata wanita yang saat ini berdiri disampingnya. Haruskah woo bin melepaskan semuanya dan mengalah lagi pada kim bum. Apakah takdir woo bin memang selalu seperti ini, hidup dalam bayang – bayang adiknya – kim bum.

Woo bin bangkit dari tempat duduknya, dan mendekatkan dirinya pada tubuh se young. Ditatapnya mata indah milik wanita yang ada didepannya ini. Se young adalah wanita cantik, kecantikannya pun tidak kalah dari so eun. Tapi tetap saja menurut woo bin so eun lah yang paling cantik.

Se young melebarkan matanya kala bibir tebal woo bin menyentuh bibirnya dengan lembut, apa maksudnya ini. Bagaimana bisa woo bin melakukan ini padanya, apa ini berarti woo bin mulai menerimanya. Apa secepat itukah, tidakah woo bin hanya menjadikan se young sebagai pelampiasan saja – pikir se young.

~~~

Dan tanpa di duga sepasanga mata cantik milik seorang wanita tanpa sengaja melihat apa yang baru saja dilakukan oleh woo bin dan juga se young.

Ini benar – benar diluar kendali wanita itu, bagaimana bisa wanita ini melihat apa yang seharusnya tidak boleh dia lihat. Pria yang disukainya mencium wanita lain, didepan kedua matanya. Walaupun sebenarnya itu semua memang tidak ditujukan untuk diperlihatkan pada dirinya. Ya… tuhan, harusnya wanita itu sadar bahwa tidak seharusnya dia berharap pria itu bisa menyukainya juga. itu benar – benar mustahil.

“dasar.. wanita murahan.”

Wanita itu segera melepaskan tangannya dari gagang pintu yang sedari tadi dipegangnya, kakinya reflek mundur kebelakang. Badannya kelu, seperti tidak bisa bergerak. Ditambah lagi suara yang baru saja di dengarnya. Wanita itu tau betul siapa pemilik suara tersebut.

“kau benar – benar tampak seperti wanita murahan dan menyedihkan.”

~~~TBC~~~

Komentar
  1. shefty rhieya kyuna bumsso berkata:

    yg ngintip sso eon kah? barrti eon suka sma woo bin?? andwae!!!?!!!!

  2. nur bummies berkata:

    wah nyesek banget. apa cwek itu sso ya? aish unnie keren banget ff mu. aku suka aku suka (y) (y)

  3. Huuuwaaaaa,,,,,
    apkh grangan yg terjdi,, ap mksud appa kimbum,,?? N eomma sso,
    n apkh yg dluar itu sso n bumppa,,,

  4. shaneyida berkata:

    Ternyata soeun menyukai woobin kah… nah lo apakah nantinya woobin akan membuat soeun jatuh dlm pelukannya or dia akan memilih sekertaris park seyong itu hmmm

    Nah lo kb ma soeun ..udah satu kantr terlebih soeun jd sekertaris baru kb .apakah kb akan bersikap manis perlahan demi perlahan or malah makin membenci soeun mengingat dia menyangka soeun begitu cerdik ingin menguasai hartanya mungkin hmmmm.
    Muadah2an makin k sini hub kb bs berjalan lebih arogan lagi hhhe tp tersemat cinta tulus d dalam nya.

    Lanjuut ~
    Thumb up (y)

  5. ainami berkata:

    waduh tambah penasaran ..
    jae wook melakukan ini utk membayar hutang2nya pd seseorang…

    hmm emang ada sesuatu dibalik pernikahan jae wook dan tae hee ya…

    kesian sso jd sasaran kebencian bum…
    terlalu menyakitkan semua kata yg dilontarkan bum..

  6. Natalia berkata:

    Kerennnnnnn……ini benar2rrrrrrr daebakkkkkk,,,,,,omg,,benar2 meyentuhh…bum bisahkan kau sdikit lembutt..kasihan sso

  7. Mia berkata:

    Semakin bingung nih

  8. Chachicha berkata:

    Woo bin suka sma so eun tpi woo bin ngalah sama kim bum..
    Trus yg jae wook bicara sma sso maksud ny apa ya.?
    Makin penasaran deh..

  9. tiya berkata:

    wah jadi so eun suka sama woo bin, tpi woo bin ngalah karena kim bum jga suka sama so eun… apa dulunya kekayaan jae wook milik appa so eun shingga tae hee sangat berambisi untk mengambil alih semuanya? penasaran banget.

  10. ade ariyanti berkata:

    Berjuanglah soeun tuk bisa bertahan diantara kemarahan dan kebencian kimbum, oh tidak soeun mulai sukai woobin.. Rahasia apa yg di sembunyikan ayah kimbum?

  11. kimarytheangel berkata:

    Waah mkin seru ja nih… Aish jgn2 sso jg suka ya ma kak won bin andeewww tdk blh hrs bumsso 4ever hee

  12. vaaani berkata:

    kalo melihsat gelagat cara ngomong kim bum pasti sso yg didepan ruang wonbin
    eomaanya sso itu apa gk tw pnderitaan sso rlebih dg pemaksaannya ke sso
    penasaran ma appanya wonbin yg kayana ada rahasia besar thd kluar kim bum,,,, lanjut lilaaaaa

  13. […] Hate Or Love (Part 3) […]

  14. yulie_bumsso berkata:

    jiahh skaa bggett eoonie sma ff n..daebakk wuaalla kimbum kpan brskapp baik sma so eun yaa..jiahh so eun n ska sma woo bin..jiahh pukkpukkkk..woo bin smgaa mlhat tulus n cta see young wlaupun so eun trskitii mlhan itu lbih baik dan dri itu bum bsa dktin so eun..kimbum bnarr bnci bggett sma so eun..dan d liat2 klo woo bin itu ska sma so eun mnruh sdkit prsaan..dan knpaa yaa eooma n so eun sllu blang gtu..klimat per klimat appa n kimbum dan woo bin buat so eun jga ngrsaa ad ssuatu rhsiaa..lnjutt..fighting eoonie..

  15. Dewi berkata:

    ini rumit serumit nya ff, padahal br 3 part
    semangat eon lanjutin ff nya

  16. Soeun berkata:

    Huwaaa …… Crita nya mkin rumit aja ni …penasaran eon dgn masa lalu kim bum dan wobin…. Mungkin itu menyangkut Sso
    next ditunggu

  17. RANI berkata:

    ya ampun sifat kim bum ke so eun kok masih dingin aja sih nggak berubah sama sekali…….
    Sebenernya apa sih hubungan diantara mereka berdua sebelumnya???
    Terus siapa wanita yang bilang wanita murahan itu???
    Next part

  18. arcel wulan berkata:

    akhirnya bsa bca jga lnjtannya,,,crta.a bgus dn bwt sya tmbh pnsran.

    D tggu part brktnya.

  19. iin.beomsso berkata:

    Ya ampun kim bum masih aja bersikap dingin sama so eun…
    Jadi sebenar nya yg disukai so eun itu wo bin bukan kim bum,,?
    Kenapa woo bin selalu bilang kalo dia harus mengalah terus sama kim bum,,? Apa dulu nya kim bum & woo bin sama” saling mencintai so eun,,??
    Yaaak kenapa sekarang woo bin sama kim bum jadi seperti itu, melangkah sendiri”… kemana mereka yg selalu kompak dan saling menyayangi???
    Terus apa maksud ucapan jae wook kepada so eun itu?? Dan apa benar ibu nya so eun hanya ingin menguasai harta nya jae wook….
    Huaaaa bener” penasaran sama part ini,, semoga kim bum,woo bin, dan juga so eun bis menemuan kebahagiaan mereka masing” 😀
    Makin seru lila cerita nya (y) ditunggu next part nya ya
    ….Fighting ^__^

  20. senrumi berkata:

    Semakin pelik konfliknya

  21. ria berkata:

    bumpa kamu dingin & kasar bgt . . . kasian sm khdupan So eonni. . pa lg eomma y tuch mkin gak jelas dh sikap y yg mau nguasain harta appa y bumpa ???? oh y khdupan so eonni msh teka teki bgt y . .
    penasaran bgt yg liat woo bin ciuman siapa y . . next part sy tngu bgt y thor 🙂

  22. sungyong berkata:

    siapa tuh yang mengintip woo bin, apakah sso?
    Aku tdak mengerti sma jalan cerita’y apa sih yg d’inginkan oleh ibu sso,,,kenapa sso tdak menyukai ibu’y sendiri…

  23. pipip berkata:

    Wooa trnyta eobin dgn kimbum sma2 suka dgn soeun
    Tpi knp kimbum sllu mnutupi itu smua dgn prbuatan yg jhat ke soeun?
    Sbnernya yg diomongin appa kimbum ke soeun itu ttg siapa?
    Trus yg nhintip itu soeun bkn?
    Konfliknya mkin memanas, dtnghu next partnya eon

  24. Nitha Chan berkata:

    ternyata sso suka ma woo bin oppa …
    knp sch bumppa msh jahat aja ma sso… apa dulunya bumppa pernah suka ma sso y??? knpa woobin oppa selalu bilang dia harus mengalah ma bumppa… huaaa pensaran.. next di tunggu next partnya….

  25. muhi berkata:

    Makin tegang aza…….
    ada rahasia apa yang dtutupi oleh org tua kim bum

  26. nuribumsso berkata:

    daebak daebak.. jinja.. ceritanya makin seru… makin penasaran jg. krna omongan jae wook ke sso.. dan tmbah penasaran dgn ucapam tae hee ke sso . huaaaa
    sebenernya apa yg disembunyiin jae wook sm tae hee dari bum, woo bin dan sso??
    next next.. fighting ^^

  27. Lara berkata:

    Huuftt,,, penderitaan sso smakin berat spertinyaa.
    Saia juga blom mngerti dg jlan fkiranny eomma sso..
    Mngkinkah ada yg dsembunyikan.
    Siapa kira2 yg ada d dpan pintu ruanganny wwo bin
    nexttt dtunggu chingu

  28. sintiabumsso berkata:

    hoaaaaa bum msh saja bersikap dingin keras kepla tp itu pelampiasannya krna jd korban brokeb home skalugus korban broken heart hehe yaampun aku msh penasan di part sblumnya kan eon sperti nyeritain kli bumsso itu pcaran dlunya, terus gmn sama skrg mereka kan udh jd kaka adek tiri tp tp tp knp td di scene sso liat adegan kiss woo bin dia bilang lelaki disukainya? lalu apa arti kimbum bg sso? kyaaaa penasarannnnnnb bgt eon smoga woo bin bisa sadar sama khadiran se young huaa se young aku mndukungmu ttplah bertahan untuk cintamu pd woo bin. dan kimbum brsikaplah hangat pd wanita yg kau syangi. ssooooo-ahhh fighting^^

Tinggalkan Balasan ke Soeun Batalkan balasan