Arsip untuk April, 2013

Secret Love

Posted: 7 April 2013 in FF BUMSSO
Tag:

cats

Cast : Kim Sang Bum, Kim So Eun, Kim Ki Bum
Support Cast : Im Yoona
Genre : Romance, sad, drama

JANUARI 2008

Seorang pria tampan berusia sekitar 20 tahunan tengah berada di dalam sebuah cafe yang terletak tak jauh dari rumahnya. Saat ini dia sedang berada di depan kasir sambil memperhatikan daftar menu yang terpampang jelas di atas kepala seorang kasir.

“sepertinya anda sering sekali kesini?” tanya sang kasir pada pemuda yang saat ini ada dihadapannya.

“rumahku tidak jauh dari sini, jadi aku senang datang kesini.” jawab pemuda itu sambil tersenyum ramah.

Setelah pemuda itu memesan apa yang dia inginkan, pemuda itu pun mencari tempat duduk yang nyaman untuknya sambil menunggu pesanannya datang.
Pemuda itu memilih tempat duduk yang dekat dengan kaca agar dia bisa melihat keadaan luar. Ketika tengah asyik memperhatikan pemandangan di luar, pemuda itu kaget kala ada seorang gadis tengah berdiri memandangnya.dan sepertinya gadis itu sedang bicara pada si pemuda.

“yaa.. oppa, kenapa kau ada disitu?” tanya sang gadis pada si pemuda yang ada di dalam cafe. Sembil menampilkan wajahnya yang lucu

“oppa.. aku mencintaimu.. aku menyukaimu..” ucap gadis itu lagi pada si pemuda. Gadis itu mengatakannya. Mengatakan isi hatinya, walaupun saat ini pasti dia sangat malu karena seorang pelayan yang mengantarkan pesanan pemuda yang dipanggilnya oppa tadi tengah memperhatikannya.

Harusnya gadis itu tau, kalau si pemuda tidak akan bisa mendengar suaranya. Mengingat keadaan mereka yang saat ini tengah terhalang oleh sebuah tembok kaca.

“oppa tunggu aku, aku akan menghampirimu.” Ucap gadis itu lagi.

Si pemuda itu hanya bisa tersenyum melihat tingkah gadis yang ada di depannya tadi. Dia benar – benar tidak tau apa yang telah diucapkan oleh gadis itu. Tapi pemuda itu tampaknya sangat senang bisa melihat gadis tadi.

Dia benar – benar cantik. Aku sangat mengaguminya. Betapa cantiknya dia saat itu, andai saja aku tidak pergi. mungkin dia bisa menjadi milikku. Aku tidak menyangka, setelah aku kembali mereka sudah menikah. (si pemuda)

gadis itu sudah memasuki cafe dan berniat menghampiri pemuda tadi. Namun ketika dia sudah sampai tempat duduk pemuda tadi, dia tidak menemukannya, tidak ada pemuda itu. Kemana dia? pikir gadis itu.
Gadis itu mengedarkan pandangannya ke semua penjuru dan tidak menemukan pemuda tadi. Kemana dia pergi.

Gadis tadi mendengar Sebuah suara ketukan dari balik kaca. Dan gadis itu pun menoleh ke sumber suara. Dia sedikit terkejut ketika melihat pemuda tadi sudah berada di luar. Kapan pemuda itu keluar, kenapa gadis itu tidak melihatnya.

“yaa.. apa yang kau lakukan disitu. Aku mencintaimu..” ucap pemuda itu sambil berlutut dari balik kaca. Sambil membawa seikat bunga. Dan tersenyum kepadanya.

Si gadis benar – benar tampak terkejut. Kenapa terasa aneh, kenapa seperti berbeda. Kapan pemuda itu mengganti bajunya kenapa cepat sekali. Beribu pertanyaan yang ada didalam kepala gadis itu namun akhirnya dia tersenyum senang.



JANUARI 2013

Seorang wanita tampak duduk bersandar di kursinya dan tengah memperhatikan sebuah video yang saat ini di putarnya. Dia mempercepat adegan di dalam video itu hingga menampilkan sebuah adegan yang menarik perhatiannya.

###

“yaa… semuanya. hari ini aku sangat senang sekali. Semua bergembiralah.” Ucap seorang pria yang ada didalam video tersebut. Pria yang tampan dan mengenakan tuxedo hitam.

Adegan di dalam video itu pun berlanjut pada seorang wanita yang nampak cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna putih. Dan sekarang wanita itu nampak berjalan menghampiri calon pengantin prianya.

Pengantin pria dan wanita itu sekarang sudah berdiri bersampingan. Mereka menghadap ke pendeta dan mempelai pria pun mengucapkan ikhrarnya.

“aku kim ki bum.. saat ini, berdiri disini akan berjanji menjaga, melindungi dan mengasihi kim so eun dalam suka dan duka. Dan dalam keadaan sehat maupun sakit.”

dan aku kim so eun akan dengan senang hati menerimanya.” Jawab wanita bernama so eun itu.

Mempelai pria bernama kim ki bum itu pun mengembangkan senyumannya ketika mendengar jawaban dari mempelai wanitanya. Kini dia memasangkan sebuah cincin di jari wanitanya itu.

“kalian lihat, tangannya begitu indah” puji ki bum dihadapan semua tamu undangan.

Kini giliran mempelai wanita bernama kim so eun itu yang memasangkan sebuah cincin di tangan mempelai prianya. Namun ada sedikit kekecewaan dihati so eun. cincin yang dipasangkannya tidak bisa masuk sepenuhnya ke jari ki bum.

“sepertinya ini sedikit kecil.” Ucap ki bum mencoba mencairkan suasana yang sedikit tegang dengan kejadian ini. bagaimana bisa sebuah cincin pernikahan tidak muat di jari salah satu mempelai.
Sepertinya so eun pun sedikit bingung. Kenapa bisa tidak muat. Ada apa ini.

“sepertinya aku bertambah sedikit gemuk. Yang pentingkan bisa masuk walaupun hanya setengah.” Ucap ki bum mencoba menenangkan hati wanitanya.
Sebenarnya ki bum sendiri sedikit sedih dengan kenyataan ini, bagaimana ini bisa terjadi. Kenapa bisa tidak muat. bukankah sebelumnya tidak ada masalah.

Acara pernikahan pun selesai. Mempelai pria bernama ki bum itu keluar gedung dan berbicara di depan kamera.

“tuhan.. terimakasih telah mempertemukanku dengannya. Saat ini aku sangat senang sekali, akhirnya aku bisa menikahi wanita yang aku cintai, KIM SO EUN. aku sangat mencintainya, dan berjanji akan selalu membuatnya bahagia. Walaupun kebahagiaanku ini terasa kurang tanpa kehadiran……….”

###

Kalimat yang di ucapkan pengantin pria yang berada di dalam video itu terhenti ketika jari lentik seorang wanita yang tengah duduk bersandar dikursi itu menekan tombol on/of yang ada di remotnya.

“kau bodoh.. kenapa kau membohongiku.” Isak wanita yang yang sedari tadi bersandar dikursi. Wanita itu adalah Kim so eun. mempelai wanita yang tadi ada di dalam video, yang barusan di tontonnya.

So eun menghapus air matanya. Mengingat semua setiap adegan yang sedari tadi telah dia tonton. Sepertinya air matanya akan terus mengalir, hingga dia tidak sadar jika lampu yang menjadi penerangan di dalam kamarnya telah redup.video pernikahannya, pernikahannya dengan ki bum, akankah so eun bisa mearasakan kebahagiaan seperti itu lagi.

*
*
*

pagi ini so eun sudah berada di rumah sakit. Sekarang dia sudah berada di ruang rawat seorang pasien. So eun membersihkan badan pasien itu, menggantikan bajunya. Membersihkan mukanya hingga menyisir rambutnya. Semuanya so eun lakukan dengan teliti dan hati –hati.

so eun benar – benar tidak keberatan melakukan itu semua, karena itu memang adalah tugasnya sebagai istri. Memangnya siapa lagi yang akan merawat ki bum kalau bukan istrinya yang tak lain adalah so eun. ketika so eun sedang sibuk membersihkan badan suaminya dia harus diganggu oleh suara ponselnya.

“iya. Hallo”

“…..”

“baiklah, aku akan segera menyelesaikan tulisanku.”

“…..”

Sambungan telepon pun terputus ketika suara diseberang sana sudah menyelesaikan urusannya dengan so eun. kini so eun pun kembali asyik dengan kegiatannya merapikan tubuh ki bum, suaminya.

~~~

Kini so eun sudah berada di dalam mobilnya, hari ini ibunya menyuruh dia untuk menjemput adik iparnya di bandara. Yaa.. adik iparnya, adik dari ki bum. hari ini so eun benar – benar terlihat lelah, sepertinya setiap hari so eun selalu disibukkan dengan berbagai kegiatan. Ponsel so eun kembali berdering, dan panggilan itu dari ibunya.

“so eun.. apa kau sudah berangkat?” tanya sang ibu dari seberang.

“aku sedang dalam perjalanan ibu.”

“apa kau akan mengenalinya, bukankah kau belum pernah bertemu dengannya. Bagaimana kau akan menemukannya?” khawatir ibu.

“aku tidak akan susah mengenalinya, mereka kan saudara pasti dia akan memiliki kemiripan dengan ki bum.”

“benar juga.. kalau gitu berhati – hatilah.” Tutup ibu so eun.

Sesegera mungkin so eun melajukan mobilnya. Bagaimanapun, benar juga apa yang di bilang oleh ibu so eun. sepertinya so eun akan sedikit kesulitan menemukan adik ki bum nanti ketika dibandara mengingat so eun belum sekalipun melihat wajah adik iparnya itu.

Ki bum benar – benar keterlaluan kenapa selama ini dia tidak pernah bilang kalau dia punya adik. Dan kenapa ki bum juga tidak pernah mempertemukan so eun dengan adiknya itu.

~~~

Akhirnya so eun telah sampai di bandara, dia melihat jadwal kkedatangan pesawat dari kanada. Dan ternyata, Kedatangan pesawat dari kanada sudah dari 5 menit yang lalu tiba. Berarti so eun hanya terlambat 5 menit. Lalu sekarang apa yang akan dilakukan oleh so eun, bagaimana caranya dia mengenali adik iparnya itu.

So eun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Matanya menangkap sesosok bayangan manusia. So eun sedikit mempertajam penglihatannya, dan jelas sekali so eun bisa melihat kalau sosok itu kini tengah berjalan menghampirinya.

“kim so eun-si” panggil seorang pria yang saat ini tengah berdiri di depan so eun.

So eun sedikit pusing dengan apa yang saat ini di lihatnya. Apakah mata so eun benar – benar bermasalah sekarang. Apa benar yang ada dihadapan so eun sekarang ini. apa so eun sekarang sedang tidak bermimpi.

“yaa… so eun-si.” Panggil pria itu lagi, ketika panggilan pertamanya tidak di jawab oleh so eun.

So eun semakin bingung, dia semakin heran. Ini nyata, sekarang ini so eun tidak sedang bermimpi. Buktinya orang yang ada di hadapan so eun ini sekarang sedang memanggilnya. Tubuh so eun semakin limbung, rasanya saat ini juga dia ingin pingsan.

~~~

Saat ini so eun sudah berada di dalam mobil bersama dengan pemuda yang tadi di temuinya di bandara. Tentu saja pemuda itu adik iparnya yang tidak lain adalah adik ki bum suami so eun.

“terima kasih sudah mau menjemputku di bandara.” Ucap pemuda tadi.

“ah.. iyaa.” Jawab so eun sekenanya. Saat ini otak so eun masih dilanda kebingungan. Beberapa pertanyaan tengah berputar – putar diotaknya, rasanya saat ini juga so eun harus mengetahui jawabannya. Tapi siapa yang akan memberi tahu so eun akan kebingungannya ini. ki bum kah? Jelas itu tidak mungkin. Pemuda yang ada disampingnya ini? apa mungkin! Mungkin saja, kenapa tidak.

“foto ini, anda yang meletakkannya disini?” tanya adik ki bum pada so eun, sambil memegang sebuah foto berliontin kan sebuah foto seorang pria kecil yang sedang memiringkan kepalanya ke kanan.

So eun hanya melemparkan sebuah senyuman kakunya pada adik ki bum sebagai jawaban atas pertanyaan yang telah dilontarkan pemuda itu.

Suasana di dalam mobil itu sangat canggung, dan so eun membenci situasi seperti ini. so eun ingin menyalakan mini dvd yang ada di dalam mobilnya untuk melepas dia dalam kecanggungan ini. namun sialnya tangannya malah berbenturan dengan tangan adik ki bum yang ternyata juga ingin menyalakannya.

“maafkan aku kim bum-si” ucap so eun reflek sambil melihat kearah adik iparnya itu.

Yang di lihat pun hanya bisa tersenyum. Melihat tingkah sang kakak iparnya (kim bum-si). Sepertinya ini akan sangat sulit buat mereka berdua. Tidak. bukan berdua, tapi bertiga.

~~~

Setelah dari bandara, so eun langsung membawa kim bum ke rumah sakit tempat dimana ki bum di rawat. So eun ingin memberitahu kim bum bahwa saat ini keadaan ki bum tidak ada perkembangan. Dan sepertinya akan sulit untuk ki bum kembali seperti dulu.

Kim bum dan so eun memasuki ruangan tempat ki bum di rawat. Kim bum berjalan menghampiri tubuh ki bum yang saat ini tengah berbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Kim bum mendudukan tubuhnya di samping ranjang ki bum, mata kim bum mulai berkaca – kaca melihat keadaan kakaknya yang sangat menyedihkan ini.

“hyung.. maafkan aku.” Gumam kim bum, sambil menahan tangisnya.

“harusnya aku tidak boleh, meninggalkanmu. Maafkan aku hyung.” Ucap kim bum lagi, sambi memegang tangan ki bum.

So eun hanya mampu melihat adegan ini dengan rasa pilu. Ini benar – benar menyedihkan. Rasanya ini seperti sebuah drama. So eun benar – benar sedih melihat keadaan ki bum saat ini. harusnya saat ini ki bum bisa tersenyum senang karena bisa melihat adiknya. Tapi nyatanya untuk bergerak pun ki bum tidak bisa.

Saat ini ki bum memang tengah koma. Ki bum koma akibat kecelakaan mobil yang menimpanya beberapa tahun yang lalu. Dan kejadian itu terjadi satu hari setelah acara pernikahannya dengan so eun.

~~~

Kini so eun pun mengajak kim bum kerumahnya. Lebih tepatnya lagi rumah ki bum. memang sudah seharusnya so eun mengajak kim bum ke rumah kakaknya. Jika tidak kim bum akan tidur dimana.

“yaa… pohon itu sudah besar. Aku dan hyung yang menanamnya saat itu.” Teriak kim bum sambil berlari ke halaman samping rumah so eun dan menghampiri pohon yang tertanam di samping rumah itu.

So eun memperhatikan tingkah kim bum, namun So eun tidak menanggapi teriakan kim bum barusan, dan dia pun ingin berjalan menuju kamarnya.

“maafkan aku.. harusnya aku mengatakannya dari awal. Maaf membuatmu tidak nyaman. Selama ini hyung memang tidak ingin siapapun tau kalau kita ini adalah anak kembar.” Jelas kim bum, dan membuat so eun menolehkan badannya ke arah kim bum.

Kenapa? Kenapa ki bum tidak bicara pada so eun mengenai hal ini.kalaupun ki bum tidak ingin orang lain tau, setidaknya ki bum harus mengatakannya pada so eun kan, bukannya so eun ini istri ki bum.
Ini semua begitu rumit menurut so eun, so eun pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan meninggalkan kim bum yang masih terdiam di tempatnya.

*
*
*

Hari ini so eun dan kim bum tengah berada di sebuah cafe. Kim bum ingin sekali pergi jalan – jalan kota seoul mengingat dia sudah lama sekali meninggalkan kota kelahirannya ini. dan dia pun mengajak so eun. dan saat ini keduannya tengah duduk didalam sebuah cafe yang nampak rame di datangi oleh pengunjung.

“aku lihat kau sering sekali melamun. Apa ini karena hyungku?” tanya kim bum memecah kesunyian diantara keduanya.

So eun tidak menjawab pertanyaan kim bum barusan. ini semua memang karena ki bum. so eun jadi pendiam seperti ini memang karena memikirkan ki bum.

“aku mempunyai sebuah novel, ceritanya sangat menarik.” Ucap kim bum lagi sambil menyodorkan sebuah novel dihadapan so eun. namun ketika so eun ingin mengambilnya, kim bum menarik kembali novel tersebut dan membuat so eun jadi kesal.

“yaa, ada apa denganmu.. hah, novel itu tidak menarik ceritanya benar – benar menyedihkan. Mana ada manusia yang akan tetap sabar walaupun mendapat cobaan yang berat.” Ucap so eun, menjelaskan panilaiannya pada novel yang dibawa kim bum itu.

“tentu saja ada. Memangnya manusia harus selalu bersedih.” Jawab kim bum sambil tersenyum pada so eun.

“kau pikir, semua orang bisa seperti itu. Kau lihat orang – orang yang ada disini, semuanya tertawa tapi mungkin nanti mereka juga akan menangis jika mendapat cobaan sama sepertiku.” Sentak so eun.

“yaa.. baiklah, kau benar.” Jawab kim bum dan membuang novel yang dipegangnya tadi ke tempat sampah yang ada di samping meja makannya dan so eun.

“lalu apa yang akan kau lakukan jika suatu saat nanti hyungku sudah sadar?” tanya kim bum serius, sambil memandang so eun.

“uhuk..uhuk..” so eun terbatuk.

So eun sedikit terkejut dengan pertanyaan yang barusan kim bum lontarkan. Keget.. kenapa?
Kenapa so eun harus kaget mendapat pertanyaan seperti itu dari kim bum. apa so eun belum siap jika suatu waktu ki bum sadar kembali. Bukankah selama ini so eun menginginkan kesadaran ki bum.

“kau tidak apa – apa?” tanya kim bum khawatir. Sambil menyodorkan selembar tisu pada so eun.

Namun so eun tidak menghiraukan perhatian kim bum tadi, so eun pun beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan kim bum.

Sesegera mungkin kim bum pun mencoba mengikuti so eun. namun tidak lupa kim bum kembali memungut novel yang tadi telah dibuangnya ketempat sampah dan memasukannya ke dalam tas.

*
*
*

Kim bum mencoba memperbaiki lampu yang ada di ruang keluarga. Sejak pertama kim bum datang ke rumah so eun, ruang keluarga ini tampak gelap. Dan ternyata lampu di ruangan ini memang putus. Akhirnya kim bum pun menggantinya.

So eun yang kebetulan sedang keluar dari kamarnya melihat kim bum yang tengah mengganti lampu. So eun tersenyum melihatnya. Mungkin jika tidak ada kim bum lampu di ruang keluarga itu selamanya tidak akan pernah ada yang mengganti.

Kini kim bum berjalan keluar dan menuju sebuah pohon besar yang berada disamping rumah so eun itu. Kim bum kembali mengingat kenangan nya berasama sang kakak kala mereka masih sama – sama kecil.

Kim bum menggantungkan sebuah kanton infus, lengkap dengan seutas selang kecil yang dia sambungkan di pohon itu. Kemudian kim bum menancapkan jarum yang ada diujung selang tadi pada pohon itu.

“sekarang.. pohon ini juga akan merasakan. Apa yang saat ini kau rasakan hyung.” Batin kim bum.

So eun masih saja memperhatikan gerak – gerik kim bum. so eun berpikir bahwa kim bum ini orang yang aneh. Namun menyenangkan.

Kini kim bum dan so eun sama – sama berjalan ke dapur. kim bum mencoba membuka kulkas dan melihat apa yang ada didalam kulkas saat ini, karena sekarang perutnya sedang lapar. Dan betapa kagetnya kim bum ketika tidak mendapati sesuatu apapun di dalam kulkas itu.

“yaa.. kecoa pun bisa mati jika seperti ini terus.” Gurau kim bum sambil menutup kembali pintu kulkas tersebut.

So eun yang tadi juga melihat keadaan kulkas yang kosong pun hanya terdiam. Selama ini so eun memang tidak menyimpan bahan makanan di kulkas. Mengingat so eun jarang sekali makan. So eun akan makan jika perutnya akan benar – benar terasa lapar. Dan jika so eun ingin makan pasti itu dia lakukan di rumah sakit saat sedang menjaga ki bum.

“bagaimana jika kita pergi makan diluar?” usul kim bum. dan so eun pun hanya bisa mengangguk karena saat ini perutnya juga sedang dilanda kelaparan.

~~~

Kini so eun dan kim bum tengah berada di sebuah restoran kecil yang berada tak jauh dari rumahnya. So eun dan kim bum tengah asyik memperhatikan daftar menu yang ada didepannya.

“kenapa tidak pesan nasi?” tanya kim bum heran karena mendengar so eun hanya memesan sepotong roti pada penjaga toko.

“bukankah di luar negri roti itu adalah makanan utama. Kenapa kau tidak memanggilku kakak ipar?” tanya so eun sambil memandang ke arah kim bum.

“harusnya kau yang terlebih dahulu memanggilku adik ipar.” Jawab so eun sambil melemparkan senyumnya ke arah so eun.

Dan senyuman itu mampu membuat so eun salah tingkah. Dan memalingkan wajahnya dari kim bum.

“tuan.. berapa banyak uang yang kau punya untuk membuka toko roti ini?” tanya so eun pada pemilik toko, untuk mengalihkan pembicaraannya tadi dengan kim bum. dan hal itu sukses membuat kim bum tertawa.

Kim bum dan so eun sudah selesai memakan makanan yang tadi telah mereka pesan. Kim bum dan so eun pun pergi meninggalkan toko tersebut dan berjalan pulang. Karena sekarang sudah saatnya untuk so eun kembali ke rumah sakit untuk menunggu ki bum.

“selama ini kau pasti lelah sudah merawat hyungku.” Ucap kim bum

“itu sudah menjadi tugasku. Itu adalah kewajibanku menjadi seorang istri.”

“apa kau lelah, dengan kondisi hyungku yang seperti ini?”

“dia suamiku.. kenapa aku harus lelah. Bukankah tadi sudah kubilang jika ki bum adalah suamiku jadi ini sudah menjadi kewajibanku. Nanti malam aku tidak pulang, karena aku akan menginap di rumah sakit. Jadi tidak perlu menungguku.” Ucap so eun sambil meninggalkan kim bum.

Kim bum hanya bisa melihat so eun yang mulai pergi menjauh. Apa benar jika so eun tidak lelah dengan ini semua. Apa so eun benar – benar kuat dengan semua cobaan ini. lalu bagaimana dengan so eun yang di cafe waktu itu. So eun yang tampak kesal dengan cobaan yang di berikan pada tuhan untuk seorang manusia yang ada di dalam novel yang di bawa kim bum.

Ini semua hanya kepura – puraan. Kim bum yakin jika sekarang kakak iparnya itu pasti sudah lelah dan teramat lelah. Mungkin juga kakak iparnya itu sudah putus asa dengan kondisi hyungnya yang tidak ada perkembangan.

—TBC—

NB: MAAF YAA READER JIKA CERITANYA SUSAH DIMENGERTI. JADI DISINI KIM BUM DAN KI BUM ITU SAUDARA KEMBAR. DAN KI BUM SAAT INI SEDANG KOMA. AWALNYA SO EUN TIDAK TAU KALAU KI BUM ITU PUNYA SAUDARA. APALAGI SAUDARA KEMBAR. DISINI KI BUM DAN KIM BUM ITU KEMBAR IDENTIK YAA.

JANGAN LUPA COMENT YAA!!!!